thenetflytv – Jurnalis Italia, Cecilia Sala, yang ditahan di Iran selama tiga minggu, akhirnya dibebaskan dan kembali ke Roma. Kepulangannya disambut oleh Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, serta keluarga dan teman-temannya di Bandara Ciampino, Roma.
Cecilia Sala, 29 tahun, yang bekerja sebagai reporter untuk harian Il Foglio dan pembawa acara podcast berita Chora Media, ditahan di Teheran pada 19 Desember 2024, tiga hari setelah tiba di Iran dengan visa jurnalis. Dia dituduh melanggar hukum Republik Islam Iran oleh agensi berita resmi IRNA.
Pembebasan Sala merupakan hasil dari upaya diplomatik dan intelijen yang intensif. Perdana Menteri Meloni secara pribadi menghubungi orang tua Sala untuk memberitahu kabar baik tersebut. Meloni juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu memulangkan Sala.
Kepulangan Sala juga bertepatan dengan kunjungan tak terduga medusa88 Meloni ke Mar-a-Lago, Florida, untuk bertemu dengan Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump. Kunjungan ini dianggap memperkuat posisi Meloni secara internasional dan membantu negosiasi pembebasan Sala.
Pembebasan Sala terkait erat dengan kasus Mohammad Abedini, seorang insinyur Iran yang ditangkap di Bandara Malpensa, Milan, tiga hari sebelum Sala ditahan. Abedini dituduh oleh Departemen Kehakiman AS atas tuduhan memasok teknologi drone ke Iran yang digunakan dalam serangan terhadap pos militer AS di Yordania pada Januari 2024 yang menewaskan tiga tentara AS. Abedini tetap ditahan di Italia dan menunggu sidang ekstradisi.
Kabar pembebasan Sala disambut gembira di Italia, di mana kasusnya menjadi sorotan utama di media. Para pemimpin politik dari berbagai spektrum politik memuji negosiasi yang berhasil membawa Sala pulang. Advokasi kelompok Reporters Without Borders juga menyambut baik pembebasan Sala dan menyerukan pembebasan 25 jurnalis lainnya yang masih ditahan di penjara Iran.
Pembebasan Cecilia Sala merupakan kemenangan diplomatik dan politik bagi Perdana Menteri Meloni dan pemerintah Italia. Namun, kasus ini juga menunjukkan kompleksitas hubungan diplomatik antara Italia, Amerika Serikat, dan Iran, serta penggunaan tahanan dengan kaitan Barat sebagai alat tawar dalam negosiasi internasional.